Wednesday, January 28th, 2009
- Anti Rokok berkata:
Angka belanja rokok orang Indonesia
setiap tahun tidak kurang dari 150 trilliun Rupiah. Uang sebanyak itu, kalau
semuanya adalah pecahan 50 ribu-an yang disambung-sambung, maka akan sama
dengan membuat untaian sepanjang jarak bumi - bulan 7 kali bolak-balik. Atau
kalau dibelikan tusuk gigi dan kemudian dirangkai dan dilem bisa menghasilkan
maket 7 keajaiban dunia dengan skala 1:20 sebanyak 300 buah. Atau bisa
dibelikan sedan Mercedes terbaru sebanyak 300.000 unit.
Pendukung Rokok berkata:
Masa bodoh, lagian gue beli pake
uang sendiri dari keringet sendiri. Masih mending nilai segitu sebagian buat
makan puluhan ribu pegawai pabrik rokok, masih dipake bayar pajek
yang bikin ente hidup rada nyaman disini. Daripada koruptor yang uangnya dipake buat makan keluarganya yang cuma segelintir.
yang bikin ente hidup rada nyaman disini. Daripada koruptor yang uangnya dipake buat makan keluarganya yang cuma segelintir.
- Anti Rokok berkata:
80% perokok di Indonesia adalah orang-orang miskin
yang mungkin bosan hidup dalam kemiskinan, sehingga memilih merokok untuk
mempercepat kematian. Yang 15% adalah kalangan menengah yang stress dengan
tanggung jawab di pekerjaannya. Dan 5% perokok disini adalah orang kaya yang
kebingungan menghabiskan uangnya.
Pendukung Rokok berkata:
Ngitung dari mana?. Asal nulis nih. Apa dasarnya milih rokok
buat mempercepat kematian. Kalo mau cepet mati ya loncat saja dari monas atau
panjat tiang listrik trus pegang kabelnya pas hujan.
- Anti Rokok berkata:
Hebatnya lagi, ’orang-orang
miskin’ itu, membelanjakan uangnya untuk membeli produk yang membuat 5 atau 6
orang menjadi bagian dari 10 orang terkaya di Indonesia. Dan ‘orang-orang kaya’ itu menjadi figur perokok
yang dicontoh siapa saja.
Pendukung Rokok berkata:
Pake logika dong. Dimana ada orang miskin pasti ada orang kaya. Masa
mau kaya semua atau mau miskin semua.
- Anti Rokok berkata:
Peringatan tentang bahaya merokok yang sudah tercantum disetiap kemasan
ternyata tidak berpengaruh banyak. Perokok ‘miskin’ kebanyakan tidak bisa baca
dan tulis. Perokok ‘menengah’ ternyata terlalu sibuk dengan pekerjaannya
sehingga tidak sempat membaca peringatan tersebut. Dan sisanya yang perokok
‘kaya’ tidak peduli sebab biaya berobat mereka sudah terjamin 17 turunan.
Pendukung Rokok berkata
Waah semakin ngawuur. Rokok bukan penyebab utama kematian dan bukan
penyebab utama penyakit. Mau bukti? Lihat tuh di desa-desa, rata-rata penduduk
usia lanjut disana rajin merokok dan sehat. Atau mau bukti lainnya? Tuh engkong
gue udah umur 70 tahun masih hidup, trus rokoknya 5 pak sehari. Sudah gitu dia
masih segar bugar dan perkasa. Lusa malah dia mau kimpoi lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar